selain cerita si bintang

15 Oktober 2013

lagi-lagi tentang ketukan :)

hari ini, sekitar jam 14:50, sekelompok anak kecil (dan beberapa remaja) lewat depan rumah saya sambil mengumandangkan gema takbir. mereka kemudian membuka pintu pagar dan berteriak-teriak memanggil kami yang ada di dalam rumah untuk membukakan pintu. mungkin, mereka ingin meminta salam tempel. mereka pun mengetuk pintu rumah saya. tidak lama mereka pun keluar lagi dan pergi, memang saya dan mama tidak memberikan respon apapun pada mereka, seperti menjawab atau membuka pintu. jujur saja, saya heran ada tradisi macam ini di hari raya Idul Adha, karena setahu saya tradisi ini hanya terjadi di Idul Fitri. yang mengherankan berikutnya adalah, hal semacam ini, seingat saya, baru terjadi sekali ini. dari dulu hingga kini tidak ada yang datang untuk bersilaturahmi seperti ini, bahkan pada Idul Fitri. cerita macam itu hanya saya temui di cerita Lupus dan cerita anak-anak sekitar, dan yang mereka kunjungi pun hanya keluarga atau saudara-saudaranya.

bagi saya, kejadian ini unik dan blogpost-able, karena saya baru sekali ini menemuinya. hal ini membuat saya berpikir bahwa jika kita menutup hati, mata, telinga dari kejadian-kejadian di sekitar kita, kita tidak bisa membagi apapun dan orang yang di luar pun tidak mendapat apa-apa. saya berefleksi lebih dalam, jangan-jangan ketika saya mengalami kesepian atau kesendirian, bukan karena mereka, orang-orang yang di luar sana tidak mengetuk, tapi karena saya tidak mendengar, atau bahkan mengabaikan ketukan di pintu itu. 
mari kita lebih peka dan membuka mata, hati, telinga kita! :)

ini dia saya bagikan lagu yang kece buat sore-sore begini:
Mata Hati Telinga - Maliq & d'essentials


15 Oktober 2013
hari raya Idul Adha

*vania*