Minggu, 23 November 2014 mama dan
papa saya kembali terbang ke Jakarta.
Senin, 24 November 2014 papa menjalani
tindakan medis, yakni dipasang ring.
Ya, setelah tujuh tahun lalu dioperasi by-pass, bulan Agustus lalu saat saya di Filipina, papa saya sesak napas lagi
dan harus dirawat inap. Beberapa waktu kemudian, papa dikateter dan beberapa
kali sesak napas sampai harus dirawat inap lagi. Setelah periksa lagi ke
Jakarta, akhirnya diputuskanlah bahwa papa harus dipasang ring.
Ketika kemarin Minggu mama papa
ke Jakarta, saya bilang ke kakak di grup WA Keluarga Esnawan, “kak,
shift-shiftan kita yak”. Maklumlah, saya nggak bisa ikut ke Jakarta karena
masih ada kerjaan yang harus digarap, dan kakak yang memang sudah tinggal di
sana harusnya bisa lah nemenin mama papa. Setelah saya ngirim itu, saya terus
“mak tratap” sendiri. Saya dan kakak bisa shift-shiftan, tapi mama nggak mau.
Bisa sih sebenarnya, tapi mama nggak mau aja gitu. Mama rela ninggalin kerjaan
kantor yang setumpuk. Sebagai seorang akuntan, akhir tahun adalah waktunya
lembur-lembur, tapi toh mama rela ninggalin itu semua demi nemenin papa
berobat.
Ya, inilah yang dinamakan cinta,
mungkin. Cinta itu butuh pengorbanan, men! #eaaa
Sebagai seorang anak, saya merasa
seringkali nggak berbakti. Akhir-akhir ini saya jarang di rumah, kek bang
toyib, soalnya banyak kerjaan. Meski gitu, mama papa nggak protes dan nggak
ngelarang saya. Tinggal saya yang seringkali merasa berdosa, meski terus
dilanjutin juga sih #selftoyor
Puji Tuhan, kemarin hari Selasa, 25 November 2014 papa sudah boleh keluar dari rumah sakit. Rencananya hari ini mereka akan kembali ke Jogja, semoga ya :)
Saya merasa bersyukur terlahir di
keluarga ini. Mungkin keluarga saya nggak berkelimpahan, nggak punya rumah
mewah *soalnya sawahnya udah jadi rumah*, nggak punya gadget-gadget bagus…
Mungkin juga seringkali ada marah-marah di keluarga saya, entah papa ke saya,
mama ke papa, saya ke kakak, kakak ke saya, saya ke papa, tapi toh kami sering
banget ngakak bareng. Keluarga saya mungkin juga bukan keluarga yang sempurna
menurut orang lain, tapi saya nggak pengen menukar keluarga saya dengan apapun,
dengan keluarga kerajaan sekalipun. I am happy with my family. *kemudian muter
sontreknya Keluarga Cemara*
Semoga papa dan mama dan kakak gendut selalu sehat, selalu bahagia dan kita bisa ngekek-ngekek terus! Semoga Tuhan juga selalu memberkati kita berempat yaaa :)
Terima kasih Vania. Aku jadi ingat mamaku yang dulu berhenti kerja di kantor untuk merawat papaku yang mulai gagal ginjal. Tidak lama setelah papaku berpulang, aku bilang mamaku, "Mama istri yang hebat. Papa beruntung punya istri Mama."
BalasHapusthanks for the sharing, Frater Peter :")
Hapus