selain cerita si bintang

26 November 2009

22 tahun

26 November 1987
"Maria Magdalena Hidayati, saya memilih engkau menjadi isteri saya. saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup saya. demikian janji saya demi Allah dan Injil suci ini."

"Agustinus Gatot Moertijono, saya memilih engkau menjadi suami saya. saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup saya. demikian janji saya demi Allah dan Injil suci ini."

kira-kira begitulah janji pernikahan, janji setia sehidup semati yang diikrarkan mama dan papaku. entah terasa atau tidak, tapi sudah 22 tahun terlewati. aku tak tahu bagaimana caranya -dan rasanya- mama bisa bertahan menghadapi papa yang keras kepala, kaku dan *dulu* perokok kelas akut. entah juga bagaimana rasanya papa bisa mengimbangi mama yang selalu jadi andalan anak-anaknya. aku dan kakak memang lebih suka kalau ngomong atau cerita sesuatu sama mama. entah bagaimana mereka bisa hidup bersama selama ini.

tiap bahtera pasti akan diguncang ombak. begitu pula bahtera rumah tangga mama dan papa. pasti selalu ada masalah datang dan pergi. mungkin, dua masalah yang terberat yang bisa aku bagi.

yang pertama, ketika menjelang kelahiranku. tiga tahun sebelum aku lahir, oma *mamanya mama* meninggal. karena masih butuh bantuan untuk mengurus kakak, maka mama papa memutuskan untuk pindah ke rumah engkong-emak *ortu papa* di Weleri. menjelang kelahiranku, mama papa sedang mengalami krisis ekonomi. maka, terpaksa mama pinjam uang dari opa. lalu aku lahir, namun ternyata beratku di bawah normal. makanpun aku tak bisa. aku muntah-muntah. dan akibatnya, aku harus ditinggal di rumah sakit sepuluh hari lamanya. tiap hari, mama papa bolak-balik Weleri-Semarang untuk menjengukku. dan tentu saja, masih punya beban meminjam uang dari opa. tapi thanks God, itu sudah bisa terlewati. kini aku sudah jadi anak yang sehat *atau lebih dari sehat? :D*

yang kedua, kejadiannya belum lama, baru dua tahun lalu. di suatu siang di bulan Mei, tiba-tiba aku dikejutkan oleh telepon dari Papa Bambang *kembaran papa* yang ngabarin kalau papa opname di Magelang karena serangan jantung. aku langsung konfirmasi berita itu ke mama, dan ternyata memang benar papa, yang siang itu sedang pergi dgn temannya, terkena serangan jantung dan diopname di sebuah rumah sakit di Magelang. perasaan shocked, sedih, khawatir, semua jadi satu dalam hatiku. lalu malamnya aku ke Magelang, dan esoknya papa dipindahkan ke rumah sakit Bethesda Jogja. singkat cerita, dokter mengira ada sumbatan di pembuluh darah papa, dan menyarankan untuk segera dikateterisasi di Jakarta atau di Sardjito. lalu papa dan mama pergi ke Jakarta, ternyata ada 3 sumbatan *diakibatkan rokok, kopi dan diabetes* dan di antaranya ada yang sudah tersumbat 95% *jadi, 'nyawa'nya papa tinggal 5%*
lalu tinggallah papa dan mama di Jakarta untuk operasi. padahal waktu itu aku pas masa ulangan umum, dan kakak pas masa ujian kelulusan. semua berkorban demi kesehatan papa. mama meninggalkan pekerjaan dan anak-anaknya, kakak mengurus semua tentang kuliahnya sendiri, dan aku terpaksa nggak dapat berkat dari mama tiap pagi, padahal masa ujian adalah masa di mana aku butuh banget berkat dari mama. :P
demi operasi papa juga, aku memberanikan diri ke Jakarta sendirian. walau naik pesawat, tapi tetap saja itu pengalaman yang baru bagiku.

lalu akhirnya papa dioperasi tanggal 18 Juni 2007. tapi ternyata tak berhenti di situ. setelah operasi, papa sempat beberapa kali masuk rumah sakit lagi.

itulah sepenggal cerita dari keluargaku. entah apa yang akan kami hadapi setelah ini. tapi yang pasti, tak hanya duka yang kami alami, namun lebih banyak suka yang kami nikmati.

rukun terus yaa ma, pa. semoga aku dan kakak bisa jadi seperti apa yang kalian harapkan dan impikan. we love you. :)


5 komentar:

  1. Van, terharu baca janji setianya :'(

    anyway..
    proud of your parents.. and also your family :)

    semangat terus ya, Van.
    semoga berkat dan cahaya dari Tuhan selalu menerangi keluarga Vania :)

    happy anniversary buat Mama-Papanya Vania :)

    BalasHapus
  2. ocha,, amin! dan semoga juga keluargaku bisa menyebarkan berkat dan cahaya dari Tuhan untuk keluarga lain.. :)
    thanks yaa cha..

    BalasHapus
  3. semangat Van..
    ikut senang baca ceritanya!
    kamu jg yg langgeng yaaaa :D

    oya,
    papamu dulu di-bypass apa cukup dipasang ring aja Van?
    di harapan kita?

    BalasHapus
  4. ocha,, :)

    adri,, amiinn.. kamu juga langgeng yaa.. :D
    dulu papa di-bypass.. ga bisa di-ring soalnya.. iya,, di harapan kita.. kenapa e dri?

    BalasHapus