selain cerita si bintang

23 November 2010

Ini-Si-A(k)tif

21 November 2010 lalu diselenggarakan EKM oleh Pavali (Paguyuban Alumni Van Lith). EKM itu sederhana, tapi menjadi sangat menarik karena Romo Nano 'menyelamatkan' EKM itu :D

Tapi pengalaman yang ingin aku bagikan di sini bukan pengalaman selama misanya, melainkan pengalaman setelah misa.

Setelah misa selesai, teman-teman Tim EKM dan sponsor biasanya akan membereskan kursi di sayap utara gereja. Tapi malam itu sedikit berbeda. Aku dan teman-teman Tim EKM berkumpul di sakristi belakang, bahkan setelah misa nggak ada satu pun yang beranjak untuk membereskan kursi. Lalu aku pun beranjak sendiri. On my way ke sayap utara, aku ketemu Bimo yang jalan ke arah sakristi, lalu kutanya mau ke mana. Bimo jawab dia mau cari temen buat beres-beres. Akhirnya aku bilang, “Wes garap dewe wae yo.” Akhirnya aku dan Bimo bersama beberapa teman dari Pavali membereskan kursi.

Letter L sayap utara sudah bersih dari kursi-kursi plastik. Lalu aku melihat ke sayap utara sebelah timur *nahloh pie jal kuwi :)) * dan aku melihat ada seorang yang membereskan kursi sendirian. Aku mendekatinya dan berniat membantunya. Awalnya kukira itu Bimo, tapi setelah kudekati ternyata bukan. Surprisingly, orang itu adalah seorang cowok yang pake krek, dan dia membereskan kursi di setapak sayap utara itu sendirian! Cowok itu semacam punya kelainan di kakinya, salah satu kakinya lebih pendek dari kaki lainnya, dan nggak napak ke tanah, jadi dia harus pakai bantuan krek. Walau begitu, dia menunjukkan kepeduliannya dengan membantu membereskan kursi. Dia bukan Pavali, dia bukan Tim EKM, tapi dia rela membantu membereskan kursi walau keadaannya seperti itu.

Melihat hal itu, ada sedikit pertanyaan di hatiku: ke mana orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab? ke mana tanggung jawab, kepedulian dan inisiatif mereka? ke mana mereka yang pernah punya gawe dengan titel IniSiA(k)tif?

Orang ini, lelaki yang penuh kepedulian ini, bukan siapa-siapa, tapi dia punya inisiatif beneran untuk membantu, sedangkan Tim EKM dan Pavali yang punya gawe, nggak semuanya mau bantu.

Hmm, malu nggak tuh?

2 komentar:

  1. biarkan mereka melihat dan kita bertindak,, setuju!!
    *lebih bangga :)

    BalasHapus
  2. Mbak Tha, jika kita bisa melakukan sesuatu, kenapa merasa cukup dengan hanya melihat? ya nggak? :)

    BalasHapus