selain cerita si bintang

24 November 2010

karma

i do believe in karma. semua yang kita lakukan, semua yang kita katakan, semua yang kita perbuat akan ada balasannya ke kita. jika kita melakukan kejahatan, kita akan menerima kejahatan. sebaliknya, jika kebaikan yang kita lakukan, kebaikan pula yang akan kita terima.

mungkin karma itu pula yang aku alami sekarang.
aku ingat, beberapa waktu lalu aku pernah begitu membenci dua orang, karena aku lebih dahulu merasa mereka membenciku. aku ingat, beberapa waktu lalu mereka terlihat begitu menyebalkan, bahkan melihat nama atau foto mereka pun rasanya males buanget, benci buanget. dan semua itu karena aku begitu cemburu, oke singkatnya karena masalah cowok.

dan karena cowok -yang sama- pula, aku merasakan kebalikannya. aku nggak tau angin apa yang membuat orang itu mengeluarkan berbagai unek-uneknya. tapi ya sudah, toh itu hak dia.

aku nggak marah, cuma kaget dan bingung kenapa ini bisa terjadi. tapi ya sudah, mungkin ini memang karma.
ya memang roda kehidupan berputar terus. beberapa hari belakangan ini begitu banyak tawa dan kebahagiaan yang kualami, dan mungkin saatnya roda kehidupanku mulai bergerak turun. it's okay, karena aku yakin suatu saat rodaku akan bergerak naik lagi.

well, meski aku nggak tau apa salahku, aku minta maaf untuk semua hal yang pernah aku lakukan. maaf kalo aku ganggu hubungan kalian, maaf kalo aku banyak salah kata, maaf kalo apa yang pernah kulakukan di masa lalu membawa dampak buruk untuk kalian sekarang. seriously, aku nggak pernah sekalipun bermaksud begitu. sumpah, sumprit, mbok yakin demi apapun, aku rela, restu, ikhlas, ridho dengan hubungan kalian.

aku nggak tau apa salahku. kalo aku beneran salah, just let me know girl, dan aku akan berupaya sepenuh tenaga untuk menyelesaikannya. aku juga nggak mau ganggu hidupmu kok, aku juga nggak mau ganggu hubunganmu sama dia kok, dua-duanya nggak ada gunanya buat aku.

once again, sorry for everything.
kthxbai.


*pesan moral : hati-hati sebelum berkata maupun bertindak, semua ada karmanya, waspadalah! waspadalah! #AlaBangNapi #eaaa :))

23 November 2010

Ini-Si-A(k)tif

21 November 2010 lalu diselenggarakan EKM oleh Pavali (Paguyuban Alumni Van Lith). EKM itu sederhana, tapi menjadi sangat menarik karena Romo Nano 'menyelamatkan' EKM itu :D

Tapi pengalaman yang ingin aku bagikan di sini bukan pengalaman selama misanya, melainkan pengalaman setelah misa.

Setelah misa selesai, teman-teman Tim EKM dan sponsor biasanya akan membereskan kursi di sayap utara gereja. Tapi malam itu sedikit berbeda. Aku dan teman-teman Tim EKM berkumpul di sakristi belakang, bahkan setelah misa nggak ada satu pun yang beranjak untuk membereskan kursi. Lalu aku pun beranjak sendiri. On my way ke sayap utara, aku ketemu Bimo yang jalan ke arah sakristi, lalu kutanya mau ke mana. Bimo jawab dia mau cari temen buat beres-beres. Akhirnya aku bilang, “Wes garap dewe wae yo.” Akhirnya aku dan Bimo bersama beberapa teman dari Pavali membereskan kursi.

Letter L sayap utara sudah bersih dari kursi-kursi plastik. Lalu aku melihat ke sayap utara sebelah timur *nahloh pie jal kuwi :)) * dan aku melihat ada seorang yang membereskan kursi sendirian. Aku mendekatinya dan berniat membantunya. Awalnya kukira itu Bimo, tapi setelah kudekati ternyata bukan. Surprisingly, orang itu adalah seorang cowok yang pake krek, dan dia membereskan kursi di setapak sayap utara itu sendirian! Cowok itu semacam punya kelainan di kakinya, salah satu kakinya lebih pendek dari kaki lainnya, dan nggak napak ke tanah, jadi dia harus pakai bantuan krek. Walau begitu, dia menunjukkan kepeduliannya dengan membantu membereskan kursi. Dia bukan Pavali, dia bukan Tim EKM, tapi dia rela membantu membereskan kursi walau keadaannya seperti itu.

Melihat hal itu, ada sedikit pertanyaan di hatiku: ke mana orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab? ke mana tanggung jawab, kepedulian dan inisiatif mereka? ke mana mereka yang pernah punya gawe dengan titel IniSiA(k)tif?

Orang ini, lelaki yang penuh kepedulian ini, bukan siapa-siapa, tapi dia punya inisiatif beneran untuk membantu, sedangkan Tim EKM dan Pavali yang punya gawe, nggak semuanya mau bantu.

Hmm, malu nggak tuh?

04 November 2010

sembodo

beberapa kali aku mendapati ada orang berkata di twitter, "nggak enak ya jadi orang yang nggak enakan"
dan aku pun mengAMINinya :D

as i said, membantu itu sangat baik, tapi ya harus perhatikan juga kemampuan kita. harus perhatikan juga kebutuhan kita. jangan-jangan niatnya bantu tapi malah jadi ngrepoti. lah malah percuma kan ya?

aku udah pernah ngomong tentang ini di postinganku sebelumnya, dan sekarang aku nulis lagi karena memang keadaannya serupa..

satu yang pasti,
ketika kita sudah berkata "YA", maka kita harus menjalaninya dengan segala konsekuensinya secara konsisten. kalau orang Jawa bilang, kita harus sembodo.

well, kita yang memulai, kita juga yang harus menyelesaikan..

nah soal ini aku jadi ingat cerita dari seorang guruku. pengalaman pribadi nih..
jadi ceritanya, beberapa tahun lalu beliau merasa tidak percaya pada Tuhan karena masalah di keluarganya tak kunjung usai, malah makin menjadi. beberapa bulan lamanya beliau nggak ke gereja. lalu suatu saat, entah menjelang Paskah atau Natal, beliau diminta temannya untuk menemani mengaku dosa. awalnya beliau menolak, tapi akhirnya beliau bersedia hanya untuk sekedar menemani. walau begitu, beliau tetap ikut antri, dan akhirnya memutuskan untuk masuk juga ke bilik pengakuan. di dalam bilik pengakuan, beliau yang sebelumnya tidak percaya lagi pada Tuhan dan mengutuk dan menjauh dari Tuhan akhirnya hanya bisa berkata, "Romo, saya tidak siap mengaku dosa." sebuah kalimat singkat yang terlontar pelan ini akhirnya menjadi awal yang baik. beliau akhirnya menceritakan apa yang terjadi dalam hidupnya pada Sang Romo, lalu Sang Romo pun berkata, "Masalah yang kamu hadapi sekarang ini datangnya dari siapa? Tuhan kan? maka Dia pula yang akan menyelesaikannya. nah kalau kamu menjauh dariNya, lalu siapa yang akan membantumu menyelesaikan segala persoalan yang kamu hadapi?"

kata-kata dari Sang Romo itu akhirnya membuka hati guruku, dan akhirnya beliau sadar bahwa tak ada yang lebih luar biasa dari Tuhan.
dan kita pun juga hendaknya meneladan kekonsekuenan Tuhan, meneladan kesembodoan Tuhan..
kayak di film Three Idiots : you have started, you must complete it.

semangaaaaaaaaaaat :D