itu adalah sepenggal dialog yang terdapat di sebuah teenlit berjudul Brondong Lover karangan Stephanie Zen.
dan, ya, aku sangat setuju dengan kalimat itu. nggak semua yang kita alami harus diketahui orang lain kan ? sekalipun itu sahabat, pacar, bahkan keluarga kita sendiri pun. bukankah setiap orang berhak punya rahasianya sendiri ? bukankah tiap orang berhak memilih pribadi untuk diajak berbagi ? bukankah tiap orang berhak menentukan kisah untuk dibagi pada orang lain ?
aku sungguh memahami keingintahuan seorang sahabat terhadap suatu kisah yang dialami sahabatnya. aku sungguh memahami itu, karena bagaimanapun itu juga merupakan salah satu bentuk perhatian. dan juga, di dalam suatu hubungan persahabatan, dibutuhkan keterbukaan. tapi tak hanya itu saja. dibutuhkan juga pengertian, bukan ?
kita bisa saja memaksa sahabat kita untuk menceritakan apapun yang dia alami pada kita. tapi ketika ia tak mau berbagi cerita dengan kita, apakah kita akan terus memaksa ? dan apakah sahabat kita akan senang diperlakukan demikian ? hmm, aku tak yakin.
just wait, dan cobalah mengerti. cepat atau lambat, akan ada saatnya kita tahu apa yang terjadi pada sahabat kita, jika dia ingin berbagi.
tak ada yang salah menurutku. keingintahuan kita tak salah. ketertutupan sahabat pun tak salah. karena tiap orang pastinya memiliki pendapat yang berbeda tentang yang harus dan yang tidak boleh, tentang suatu kisah, tentang batasan-batasan.
*buat anak2ku, sori, aku ga suka cara kalian kemaren. sori, aku ga suka dgn kalian yg teriak2, dan aku sama sekali ga mau becandaannya si bunda kemaren itu dibahas lagi. makanya aku memilih untuk diam. aku harap masalah itu ga dibahas sama sekali. saat hari Senin kita kembali ke sekolah, aku ga mau denger ada kata maaf keluar dari mulut kalian, karena itu cuma bikin aku jadi makin ngerasa bersalah udah bentak2 kalian dan si bunda. aku juga minta maaf atas semua kesalahanku. dan harus diingat, ga semua yg kita alami harus diketahui orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar